Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad memandang susunan menteri ekonomi Kabinet Indonesia Maju tidak baik sebab banyak diisi dari golongan partai.
Dengan susunan kementerian yang ada saat ini tidak baik, khususnya di perekonomian, kata Tauhid dalam diskusi Sudut pandang Indonesia di jumpai waktu tempo hari sore.
Tauhid menjelaskan, sebelumnya dia mengharap menteri-menteri ekonomi paling tidak 70 % datang dari golongan profesional.
Kenyataannya, sesudah dipublikasikan Presiden Joko Widodo waktu lalu, menteri ekonomi makin banyak dari golongan partai.
Sebutlah saja seperi Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto adalah Ketua Umum Partai Golkar. Selanjutnya, Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, serta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita adalah politisi Golkar.
Menteri Kelautan serta Perikanan Edhy Prabowo dari Partai Gerindra, serta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dari Partai NasDem. Hanya satu menteri ekonomi dari profesional ialah Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Tauhid akui cemas dengan formasi semacam ini, beberapa menteri dari golongan partai mempunyai beban waktu, pemikiran serta pekerjaan dari partai yang dapat kurangi perhatian saat jadi menteri.
Masalah kompetensi, Tauhid melihat jika menteri dari golongan partai biasanya mempunyai harga raket yonex potensi manajerial. Tetapi, mereka akan condong berbentuk organisatoris daripada membuat dobrakan.
Jika dari profesional tentunya lebih pas diletakkan di bagian-bagian dan punyai inovasi-inovasi atau dobrakan yg lahir dari bagian tersebut katanya.
Kecemasan yang lain ialah perselisihan kebutuhan. Menurut Tauhid, perselisihan kebutuhan dapat memberatkan si menteri serta kementeriannya.
Contohnya, dibawah pengaturan Menko Perekonomian ada menteri-menteri yang bawa kebutuhan semasing partainya. Sesaat ketetapan di level kementerian yang diambil harus adalah ketetapan bersamanya.
Tiga hal tersebut menurut saya. Kami harap memang, ya, meskipun ini terjadi, profesional lebih harga engsel mudah sebab bebannya telah dikurangi katanya.
Dalam pidatonya waktu pembukaan Musyawarah Besar X Organisasi masyarakat Pemuda Pancasila di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, 26 Oktober 2019, Presiden Jokowi mohon maaf berkaitan formasi Kabinet Indonesia Maju.
Jokowi menceritakan rumitnya dalam putuskan calon menteri. Faktanya ia terima 300 nama tetapi cuma dapat pilih 34 orang salah satunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar